Adek
manis yang di Negeri Piramida
ASsalamu’alaikum Wr Wb.
Maaf, lagi-lagi maaf Adek manis, kalau Abang
memberanikan diri menulis surat panjang ini. Harus Abang katakan, sebenarnya
malu bercampur perasaan yang bersalah juga, karena telah lancang mengirimkan
surat ini kepada Adek Manis. Akan tetapi harus Abang katakan juga, bahwa
keberanian ini mungkin juga lantaran adek, tepatnya sejak adek ceritakan
mengenai kehidupan Dyan Phitaloka yang memikat itu, lambat laun, Abang berusaha
belajar dari kehidupannya, ketegarannya, dan tentu saja keberanianya.
Bukankah dengan sudah
mengirim surat ini ke Adek, Abang bisa sedikit membuktikannya telah belajar
dari keberanian Dyan Phitaloka? Karena menjaga tali silaturahim bagi Abang
adalah sebuah sikap yang juga membutuhkan keberanian untuk melakukannya. O ya,
semoga kabar Adek di Negeri Piramida itu selalu mendapatkan lindungan dariNya.
Adek manis yang baik,
untuk sekian kali Abang harus katakan dengan jujur, Abang sungguh bahagia
sekali mendengar cerita dari kawan Abang, bahwa Adek sebentar lagi akan kembali
ke Negeri yang tercinta ini, dan dengan itu bukankah segera saja Adek akan
kembali ke tempat mana Adek MAnis ini terlahirkan, bertemu dengan kita semua.
Tak terasa memang waktu dan jarak hampir empat tahun berjalan dan telah
memisahkan kita.
Sejak mendengar kabar
itu, kenapa Abang tiba-tiba jadi sering teringat akan Adek terutama sekali,
Abang teringat saat pertama kali Abang bertemu dengan dirimu dan menceritakan
tentang sejarah itu. YA sebuah nama yang legendaris yang juga menempel di dalam
benakku. Tetapi belum Abang ketahui sejarah nama itu sebelum Adek
menceritakannya. Dan sejak mendengar nama itu. Entah kenapa tiba-tiba Abang
menjadi ingin dan semakin ingin banyak mengerti tentang cerita kehidupannya selanjutnya.
Andai Adek bisa
menceritakan lebih banyak lagi, tetapi tentu Abang tahu, betapa sangat berharganya
waktu Adek di sana, karena itu bila Adek baca tulisan ini, percayalah, Abang
tidak sedang meminta sesuatu. Sebab Abang memang tidak pantas meminta apapun
dari Adek. Tetapi Abang hanya cengeng. Boleh, kan? Enak juga merajuk sesekali,
asal ada yang peduli. Abang sudah lama tak menangis, demi apa pun. Tapi saat-saat
Abang mendengarkan Adek dari teman Abang, kemarin lusa. Kenapa tiba-tiba Abang
ingin menangis. Tentu bukan tangis kesedihan, tetapi sebuah tangis kebahagiaan
yang tak bisa Abang bendung. Lalu Abang sungguh
ingat pada Adek. Ya,,,,,, ingat sepenuhnya. Entah mengapa. Meski Abang
tak yakin dengan perasaan itu.
Semua begitu
samar-samar. Empat tahun sudah berjalan, Adek sebentar lagi jadi seorang LC,
sementara Abang masih melanjutkannya, sekali lagi, Abang tak berharap apapun
dari Adek, juga memimpikan sesuatu yang lebih.
Tetapi dalam cuaca
seperti ini, hujan dan mendung terus-menerus menggelayati desa ini, dengan
jujur Abang katakan, rasanya sulit mengusir nama Adek dalam pikiranku. Meski
Abang pernah mendengar perkataan dari seorang filsuf bahwa seseorang bisa di
bunuh hanya melalui mimpi. Aku pernah mendengar cerita itu. Sungguh, seorang
teman kuliah membritahuku. Katanya, ia bisa membunuh lawannya lewat mimpi. Aku
pernah diberi tahu caranya, tetapi dalam hati kecilku, merasakan ketaksanggupan
melakukan itu, lagi pula bukankah lebih baik membiarkan siapapun ada dalam hati
kita, dari pada membunuhnya.
Entahlah, sedang apa
yang terjadi dalam diriku ini? Mungkinkah ini bertanda sesuatu. Aku mulai
meraba-raba dua jerawat di alis kananku, lama sekali aku tak punya jerawat,
adakah hubungannya dengan kedua jerawat ini dengan teringatnya kepada dirimu
Adek? “Ah, kau ini sedang stress ia!” kata seorang teman. Mungkin ia benar.
Biarlah, seorang kawan yang lain pernah bilang, stress adalah satu-satunya
dunia yang paling jujur.
Adek, Ah sudahlah,
Abang malas nulis yang nggak-nggak, dan ngelantur,
Sebenarnya Abang ingin
menulis lebih banyak dari ini. Tapi yang keluar malah yang begini. Karena itu,
lebih baik Abang mendengar cerita Adek saja dekh….
hayoo,..
siapa yg mw brsedia mw melanjutin menjadi sebagai adeknya, ane tunggu ea siapa yg mau lanjutinnya,..
hehehehehe,....
hayoo,..
siapa yg mw brsedia mw melanjutin menjadi sebagai adeknya, ane tunggu ea siapa yg mau lanjutinnya,..
hehehehehe,....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar