Sabtu, 20 April 2013

Adek manis yang di Negeri Piramida


Adek manis yang di Negeri Piramida

ASsalamu’alaikum Wr Wb.
Maaf, lagi-lagi maaf Adek manis, kalau Abang memberanikan diri menulis surat panjang ini. Harus Abang katakan, sebenarnya malu bercampur perasaan yang bersalah juga, karena telah lancang mengirimkan surat ini kepada Adek Manis. Akan tetapi harus Abang katakan juga, bahwa keberanian ini mungkin juga lantaran adek, tepatnya sejak adek ceritakan mengenai kehidupan Dyan Phitaloka yang memikat itu, lambat laun, Abang berusaha belajar dari kehidupannya, ketegarannya, dan tentu saja keberanianya.
Bukankah dengan sudah mengirim surat ini ke Adek, Abang bisa sedikit membuktikannya telah belajar dari keberanian Dyan Phitaloka? Karena menjaga tali silaturahim bagi Abang adalah sebuah sikap yang juga membutuhkan keberanian untuk melakukannya. O ya, semoga kabar Adek di Negeri Piramida itu selalu mendapatkan lindungan dariNya.
Adek manis yang baik, untuk sekian kali Abang harus katakan dengan jujur, Abang sungguh bahagia sekali mendengar cerita dari kawan Abang, bahwa Adek sebentar lagi akan kembali ke Negeri yang tercinta ini, dan dengan itu bukankah segera saja Adek akan kembali ke tempat mana Adek MAnis ini terlahirkan, bertemu dengan kita semua. Tak terasa memang waktu dan jarak hampir empat tahun berjalan dan telah memisahkan kita.
Sejak mendengar kabar itu, kenapa Abang tiba-tiba jadi sering teringat akan Adek terutama sekali, Abang teringat saat pertama kali Abang bertemu dengan dirimu dan menceritakan tentang sejarah itu. YA sebuah nama yang legendaris yang juga menempel di dalam benakku. Tetapi belum Abang ketahui sejarah nama itu sebelum Adek menceritakannya. Dan sejak mendengar nama itu. Entah kenapa tiba-tiba Abang menjadi ingin dan semakin ingin banyak mengerti tentang cerita  kehidupannya selanjutnya.
Andai Adek bisa menceritakan lebih banyak lagi, tetapi tentu Abang tahu, betapa sangat berharganya waktu Adek di sana, karena itu bila Adek baca tulisan ini, percayalah, Abang tidak sedang meminta sesuatu. Sebab Abang memang tidak pantas meminta apapun dari Adek. Tetapi Abang hanya cengeng. Boleh, kan? Enak juga merajuk sesekali, asal ada yang peduli. Abang sudah lama tak menangis, demi apa pun. Tapi saat-saat Abang mendengarkan Adek dari teman Abang, kemarin lusa. Kenapa tiba-tiba Abang ingin menangis. Tentu bukan tangis kesedihan, tetapi sebuah tangis kebahagiaan yang tak bisa Abang bendung. Lalu Abang sungguh  ingat pada Adek. Ya,,,,,, ingat sepenuhnya. Entah mengapa. Meski Abang tak yakin dengan perasaan itu.

Semua begitu samar-samar. Empat tahun sudah berjalan, Adek sebentar lagi jadi seorang LC, sementara Abang masih melanjutkannya, sekali lagi, Abang tak berharap apapun dari Adek, juga memimpikan sesuatu yang lebih.
Tetapi dalam cuaca seperti ini, hujan dan mendung terus-menerus menggelayati desa ini, dengan jujur Abang katakan, rasanya sulit mengusir nama Adek dalam pikiranku. Meski Abang pernah mendengar perkataan dari seorang filsuf bahwa seseorang bisa di bunuh hanya melalui mimpi. Aku pernah mendengar cerita itu. Sungguh, seorang teman kuliah membritahuku. Katanya, ia bisa membunuh lawannya lewat mimpi. Aku pernah diberi tahu caranya, tetapi dalam hati kecilku, merasakan ketaksanggupan melakukan itu, lagi pula bukankah lebih baik membiarkan siapapun ada dalam hati kita, dari pada membunuhnya.
Entahlah, sedang apa yang terjadi dalam diriku ini? Mungkinkah ini bertanda sesuatu. Aku mulai meraba-raba dua jerawat di alis kananku, lama sekali aku tak punya jerawat, adakah hubungannya dengan kedua jerawat ini dengan teringatnya kepada dirimu Adek? “Ah, kau ini sedang stress ia!” kata seorang teman. Mungkin ia benar. Biarlah, seorang kawan yang lain pernah bilang, stress adalah satu-satunya dunia yang paling jujur.
Adek, Ah sudahlah, Abang malas nulis yang nggak-nggak, dan ngelantur,
Sebenarnya Abang ingin menulis lebih banyak dari ini. Tapi yang keluar malah yang begini. Karena itu, lebih baik Abang mendengar cerita Adek saja dekh….


hayoo,..
siapa yg mw brsedia mw melanjutin menjadi sebagai adeknya, ane tunggu ea siapa yg mau lanjutinnya,..
hehehehehe,....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar